Makan saprahan, adat istiadat budaya Melayu yang berasal dari kata “Saprah” artinya berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila diatas lantai secara berkelompok yang terdiri dari beberapa orang dalam satu kelompoknya. Tradisi makan saprahan memiliki makna duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Prosesi saprahan begitu kental dengan makna filosofis, intinya menekankan pentingnya kebersamaan, keramahtamahan, kesetiakawanan sosial, serta persaudaraan.
Makan Saprahan Massal merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian pelaksanan Ziarah & Tumpang Negeri yang merupakan kegiatan tahunan Keraton Ismahayana Landak.
Tumpang Negeri meliputi buang telur ke air, antar bubur abang, mencuci barang pusaka Keraton Ismahayana Landak, membuat dan mengantar tumpeng, sedekah kampung selama tiga hari berturut-turut, makan saprahan, yasinan, ziarah ke makam Raden Abdul Kahar, Ratu Bongkok, dan Riam Serawak.
@gusti.ridho
Post a Comment for "Mengenal Makan Saprahan Tradisi Melayu Ngabang"
Bagaimana Menurut Anda?